JurnalHukum & Pembangunan 47 No. 4 (2017): 459-476 ISSN: 0125-9687 (Cetak) E-ISSN: 2503-1465 (Online) PERAN PERGURUAN TINGGI DALAM MENUMBUHKAN BUDAYA ANTI KORUPSI DI INDONESIA Putra Perdana Ahmad Saifulloh* * Dosen Fakultas Hukum Universitas Bhayangkara Jakarta Raya Korespondensi: putrappas@ dikirim: 20 Maret 2017 Naskah diterima untuk diterbitkan: 7 Juni 2017 Abstract Post
Telah terbiasa dengan kehidupan dahulunya dan tidak mudah merubah kehidupan sosial suatu individu. Perubahan sosial budayaakan merusak system – systemkemasyarakatan yang sudahmapan. Dalam kenyataannyamemang ada perubahan sosialbudaya suatu bangsa justrumembawa kehancuran padabangsa itu alasan – alasan yangbersifat subjektivitas pribadi,misalnya alasan yang berasal arikelompok – kelompokmasyarakat yang memilikistatus sosial yang telah mapan.
- Adat dan kebiasaan dapat menjadi faktor yang menghambat terjadinya perubahan sosial. Secara keseluruhan, terdapat 9 faktor yang menghambat perubahan sosial tidak dapat dihindari dari kehidupan bermasyarakat. Meski begitu, perubahan tersebut dapat berjalan lambat, karena sejumlah faktor yang sosial memiliki 4 ciri khas yang paling umum diketahui, menurut sosiolog, Selo Soemardjan. Pertama, masyarakat merasakan perubahan sosial dalam lingkungannya, baik itu berjalan lambat atau cepat. Perubahan ini terus-menerus tanpa henti. Kedua, saat perubahan dialami oleh lembaga kemasyarakatan, akan terjadi perubahan pula di lembaga-lembaga sosial lain. Ketiga, disorganisasi dapat terjadi jika perubahan sosial berlangsung sangat cepat dalam suatu kelompok masyarakat. Akan tetapi, sifat disorganisasi ini hanya sementara. Keempat atau yang terakhir, perubahan dapat terjadi di bidang kebendaan materi maupun spiritual. Kedua bidang ini memiliki kaitan Perubahan Sosial Secara etimologi, perubahan sosial berarti perubahan pada berbagai lembaga kemasyarakatan yang mempengaruhi sistem sosial masyarakat, termasuk didalamnya nilai-nilai, sikap, pola, perilaku di antara kelompok dalam masyarakat. Priotr Sztompka menguraikan perubahan sosial dapat dibayangkan sebagai perubahan yang terjadi di dalam atau mencakup sistem sosial, dengan penjelasan adanya perbedaan antara keadaan sistem tertentu dalam waktu yang berlainan. Konsep dasar tentang perubahan sosial berkaitan dengan tiga kriteria meliputi Studi tentang perbedaan, dalam arti dapat melihat adanya perbedaan atau perubahan kondisi objek yang menjadi fokus studi. Studi tersebut harus dilakukan dalam waktu yang berbeda, dalam arti dilakukan studi komparatif dalam dimensi waktu yang berbeda. Pengamatan pada sistem sosial yang sama, dalam arti objek yang menjadi studi komparasi tersebut haruslah objek yang sama. Sehingga pembahasan perubahan sosial selalu terkait dengan dimensi ruang dan waktu. Dimensi ruang menunjuk pada wilayah terjadinya perubahan sosial serta kondisi yang melingkupinya. Tentunya dimensi ini tidak terlepas dari aspek historis yang terjadi pada wilayah tersebut. Dimensi waktu dalam arti perubahan sosial melihat dari masa lampau past, sekarang present, dan masa depan future. Dari masa ke masa akan dibandingkan sehingga dapat diketemukan perubahan sosial yang terjadi. Di dalam proses perubahan sosial juga terdapat pendorong penguat dan penghambat perubahan sosial. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor pendorong membuat proses perubahan sosial budaya menjadi lebih cepat sedangkan faktor penghambat membuat proses perubahan sosial menjadi lebih lambat bahkan gagal. Infografik sc faktor yang menghambat perubahan sosial. Faktor Penghambat Perubahan Sosial Berikut ini adalah faktor penghambat perubahan sosial budaya, seperti dikutip Sumberbelajar Kurangnya Hubungan dengan Masyarakat LainMasyarakat yang kurang berhubungan dengan masyarakat lain mengalami perubahan yang lamban. Hal ini dikarenakan masyarakat tersebut tidak mengetahui perkembangan masya rakat lain yang dapat memperkaya kebudayaan sendiri. Mereka terkukung dalam kebudayaan mereka dan polapola pemikiran yang masih sederhana. Contohnya suku-suku bangsa yang masih tinggal di pedalaman. 2. Masyarakat yang Bersikap TradisionalUmumnya masyarakat tradisional memegang kuat adat istiadat yang ada. Mereka menolak segala hal baru yang berkenaan dengan kehidupan sosial. Adat dan kebiasaan diagung-agungkan. Sikap ini menghambat masyarakat tersebut untuk maju. 3. Pendidikan yang RendahMasyarakat yang berpendidikan rendah umumnya tidak dapat menerima hal-hal baru. Pola pikir dan cara pandang mereka masih bersifat sederhana. Mereka umumnya enggan mengikuti gerak perubahan yang ada. Artinya, masyarakat statis dan tidak mengalami perubahan yang berarti. 4. Adanya Kepentingan Yang Tertanam Kuat pada Sekelompok Orang vested interestAdanya vested interest yang kuat dalam suatu kelompok menyebabkan perubahan sulit terjadi. Hal ini dikarenakan setiap kelompok yang telah menikmati kedudukannya akan menolak segala bentuk perubahan. Mereka akan berusaha mempertahankan sistem yang telah ada. Mereka takut adanya perubahan akan mengubah kedudukan dan statusnya dalam masyarakat. 5. Ketakutan Akan Terjadinya Kegoyahan IntegrasiTerciptanya integrasi merupakan harapan dan cita-cita masyarakat pada umumnya. Oleh karena itu, integrasi merupakan sesuatu yang dilindungi oleh masyarakat. Segala hal baru ditolak untuk menghindari kegoyahan dalam integrasi masyarakat. 6. Prasangka Buruk Terhadap Unsur Budaya AsingSikap demikian sering dijumpai pada masyarakat yang pernah dijajah oleh bangsa asing. Pengalaman-pengalaman tempo dahulu menyebabkan mereka senantiasa berprasangka buruk terhadap budaya asing. Akibatnya, mereka menolak segala hal baru terutama berasal dari bangsa asing, walaupun akan membawa perubahan ke arah yang lebih baik. 7. Hambatan IdeologisPerubahan yang bersifat ideologi sangat sulit dilakukan. Mengapa demikian? Setiap orang memandang ideologi sebagai sebuah pedoman hidup yang paling mendasar. Oleh karena itu, perubahan yang bersifat ideologis tidak mungkin terjadi terlebih pada masyarakat tradisional ketika ideologi dipegang kuat dalam kehidupan sosial. Sementara, dalam Modul Mata Pelajaran Sosiologi SMA, terdapat dua faktor lain yang dapat menghambat perubahan sosial, yaitu 8. Adat dan Kebiasaan yang Mendarah DagingKebiasaan merupakan pola-pola perlaku bagi anggota masyrakat untuk memenuhi kebutuhannya pokoknya. Apabila kemudian pola-pola perilaku tersebut tidak efektif lagi dalam memenuhi kebutuhan, maka akan terjadi krisis. Misalnya dalam adopsi inovasi yang kemudian dapat menggantikan tenaga manusia, tidak selalu mudah terjadi karena disisi tertentu teknologi dapat menggantikan keberadaan tenaga manusia sehingga terjadi efektivitas dan penghematan. Di sisi lain justru memunculkan masalah baru yakni terjadi pengangguran. 9. Nilai Bahwa Hidup Ini pada Hakikatnya Buruk dan Tidak Mungkin DiperbaikiNilai ini dimiliki oleh sebagian individu yang berlatar belakang mengalami kegagalan sehingga merasa bahwa pada hakikatnya hidup itu buruk dan tidak mungkin diperbaiki. Rasa putus asa dan menyerah lebih menguasai daripada ingin bangkit dan mencoba yang baru lagi. Sehingga nilai ini penghambat terjadinya perubahan sosial. Baca juga Mengenal Faktor Pendorong Perubahan Sosial Budaya Lain & Toleransi Apa Saja Ciri-ciri Perubahan Sosial dan Contohnya dalam Masyarakat? Apa yang Dimaksud dengan Perubahan Sosial & Apa Saja Contohnya? - Pendidikan Penulis Maria UlfaEditor Yantina DeboraPenyelaras Ibnu Azis. 48 351 329 332 304 462 401 243